Sebuah origami kecil berbentuk bangau yang dibuat oleh Sadako Sasaki,
seorang gadis Hiroshima yang meninggal karena leukemia (10 tahun setelah
bom atom yang dijatuhkan Sekutu), pada akhirnya dikembalikan kepada
kakak laki-lakinya melalui sebuah museum peringatan perdamaian di
Hiroshima pada hari Jumat.
Origami itu adalah satu dari total 110 origami yang dibuat oleh Sadako
yang sudah disumbangkan ke musem tersebut. Bangau kertas tersebut adalah
simbol dari umur panjang di Jepang. Selama ia berada di rumah sakit,
Sadako terus melanjutkan kegiatannya membuat origami dengan berpegang
pada harapan kuno bahwa ketika ia sudah mencapai bangaunya yang ke-1000,
penyakitnya bisa disembuhkan.
Kakak laki-lakinya, Masahiro Sasaki (sekarang 71 tahun) berencana untuk
mengirimkan bangau kertas tersebut ke kota Okinawa di bulan September,
sebagai simbol perdamaian.
"Hiroshima dan Okinawa sudah cukup mengalami penderitaan selama Perang
Dunia ke-2. Saya harap bangau-bangau kertas ini bisa membantu membawa
ketentraman bagi kita semua melalui rasa simpati dan duka yang telah
Sadako sertakan di dalamnya." Ujarnya.
Sadako Sasaki masih berumur 2 tahun ketika para prajurit Amerika membom
Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Waktu itu dia sedang berada di rumahnya, 2
kilometer dari titik bom. Pada bulan November 1954, sembilan tahun
setelah kejadian, efek bom atom mulai menunjukkan wujud aslinya. Sadako
mengalami pembengkakan pada leher dan belakang telinganya. Pada Januari
1955, bintik-bintik berwarna ungu bermunculan di kakinya. Pada tanggal
21 Februari 1955, dia dimasukkan ke rumah sakit setelah di diagnosis
menderita leukemia.
Sambil berharap ia bisa disembuhkan, Sadako mulai membuat origami di
rumah sakit. Menurut kepercayaan orang Jepang, jika kamu berhasil
membuat 1000 bangau kertas, maka keinginanmu akan terkabul. Sadako
menginginkan kesembuhan, karena itu dia terus melipat, melipat dan
melipat. Saat kekurangan kertas, dia meminta ke suster, menggunakan
kertas bekas obatnya, sampai mencari-cari di kamar pasien lainnya.
Sadako berhasil melipat lebih dari 1000 bangau kertas. Dikelilingi oleh
keluarganya, Sadako menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 25 Oktober
1955, saat ia sudah menginjak usia 12 tahun.
Sesaat setelah Sadako meninggal, teman-temannya berhasil mengumpulkan
uang untuk membangun patung untuk mengenang Sadako dan semua anak-anak
yang meninggal karena efek bom atom. Pada tahun 1958, patung Sadako
berdiri di Hiroshima Peace Memorial Park dan bertuliskan...
"Ini adalah tangisan kami. Ini adalah doa kami. Untuk membangun perdamaian di dunia."
Selasa, 25 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar