Dalam bahasa Jepang, fugu artinya babi sungai. Dalam bahasa Indonesia, artinya ikan buntel.
Sekilas memang terlihat menggemaskan karena ikan ini bisa
mengembangkan perutnya seperti layaknya balon. Tapi jangan salah, ikan
buntel ini sangat terkenal di seluruh dunia karena dianggap sebagai
hewan vertebrata (bertulang belakang) yang paling mematikan nomor 2 di
bumi setelah 'golden poison frog' atau kodok beracun berwarna emas. Itu
sebabnya ikan ini dilarang total di seluruh daratan Eropa.
Hati, mata, indung telur, serta kulit dan darahnya mengandung
tetrodotoxin, sejenis racun yang menyerang sistem saraf manusia. Orang
yang memakan ikan buntel tanpa membuang bagian-bagian yang beracun
biasanya akan langsung jatuh, lumpuh, dan meninggal karena sesak nafas
dalam waktu kurang dari 24 jam jika tidak segera dilarikan ke unit gawat
darurat di rumah sakit.
Cukup satu ikan buntel untuk membunuh 30 orang dewasa dan sampai
sekarang racun ini belum ada obat penawarnya. Tapi dasar orang Jepang
yang hobi makan ikan, fugu-pun dijadikan hidangan santap malam yang
lezat.
Meskipun begitu, tidak sembarang orang yang boleh menyajikan ikan
fugu. Restoran yang menyajikan harus mendapatkan ijin terlebih dahulu.
Dan sejak tahun 1958, para koki harus mendapatkan pelatihan khusus
selama 2-3 tahun dan memperoleh sertifikat keahlihan dalam memotong ikan
buntel. Yang mengejutkan, hanya 35% peserta koki yang lulus! Rupanya
banyak yang masih salah potong dan memakan racunnya.
Ya, para peserta harus memakan ikan yang mereka potong sendiri untuk bisa lulus.
Ikan buntel jenisnya banyak dan masing-masing memiliki kadar racun
yang berbeda. Semakin beracun, maka harganya semakin mahal. Koki yang
sanggup menghidangkan torafugu (takifugu), ikan buntel yang paling
beracun diantara yang lain, maka dia yang paling disanjung tinggi.
Harga ikan fugu bisa mencapai Rp. 3 juta per kilogram. Ketika sudah
menjadi sashimi di restoran, harga yang harus dibayar sekitar Rp.
300.000 s/d Rp. 1 juta.
Sekarang sudah banyak nelayan Jepang yang membudidayakan ikan fugu
dan mengontrol kadar racunnya sehingga bisa dijual di supermarket. Si
pembeli tetap harus menunjukkan sertifikasi khusus kalau dia adalah
seorang koki ahli atau utusan restoran yang resmi. Tentu ada juga yang
sudah dipotong dan siap untuk dimakan oleh siapapun yang berminat.
Tapi belakangan ini pemerintah Jepang berencana untuk mengendorkan
hukum yang dianggap terlalu ketat dalam menyajikan ikan beracun ini.
Kalau benar-benar terwujud, maka semua restoran di Jepang boleh
menyajikan hidangan ikan fugu dalam menu mereka. Banyak yang setuju,
banyak pula yang tidak.
Yang pasti sampai dengan hari ini, ikan fugu adalah satu-satunya jenis makanan yang tidak boleh dimakan oleh Kaisar Jepang.
Ikan Buntel = Fugu / 河豚 / フグ
Selasa, 25 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar