Jepang mengatakan tetap berkomitmen untuk membantu dalam pengembangan
infrastruktur wilayah Jabodetabek, sebuah mega proyek yang dikenal
sebagai Metropolitan Priority Area (PDF).
Pejabat pemerintah Jepang telah bertemu dengan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, untuk membahas MPA yang pada tahun
2011 ada 45 proyek senilai total $24 miliar. Akihiro Ota, Menteri
Transportasi, Infrastruktur dan Pariwisata Jepang, mengatakan bahwa
Indonesia dan Jepang telah mencapai kesepakatan mengenai MPA selama
pertemuan di Tokyo.
"Pada prinsipnya kami sepakat bahwa pembangunan infrastruktur sangat
penting bagi Indonesia, dan Jepang siap membantu khususnya dalam bidang
teknologi," katanya. Oleh karena itu, Akihiro Ota mengatakan bahwa ia
berharap bahwa kerja sama dengan Indonesia dapat lebih ditingkatkan
terutama di bidang investasi infrastruktur dan pelaksanaan 45 proyek di
MPA bisa dipercepat.
Hatta Rajasa menambahkan bahwa lima proyek utama di bawah MPA akan
dimulai pada tahun 2014 ini. Proyek-proyek tersebut adalah: Jakarta Mass
Rapid Transport (MRT), pembangunan pelabuhan Cilamaya di Jawa Barat dan
fasilitas pengolahan limbah Jakarta, perluasan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, serta membangun kereta super cepat Jakarta-Surabaya.
Semuanya dijadwalkan akan selesai pada tahun 2020. "Dengan bantuan
Jepang, kita ingin mempercepat pembangunan infrastruktur," kata Hatta.
Indonesia dan Jepang telah menandatangani nota kerjasama pengembangan
MPA pada tahun 2010. Kerjasama ini akan membutuhkan dana investasi
sebesar 2 Triliun Yen untuk mengembangkan jalan, akses kereta api,
pembangkit listrik, yang juga mencakup kota Bogor, Depok, Tanggerang dan
Bekasi.
Selasa, 25 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar