
Kamis, 01 Mei 2014
Selasa, 25 Maret 2014
Mau Makan Ikan Piranha?
Setelah minggu lalu kita melihat orang memakan kodok hidup,
hari ini kita akan melihat orang memakan piranha, ikan air tawar dari
sungai Amazon yang terkenal karena kegemarannya memakan daging...
Sayangnya, ikannya sudah digoreng mateng. Padahal lebih seru kalau ikan piranha-nya masih hidup kan?
Sayangnya, ikannya sudah digoreng mateng. Padahal lebih seru kalau ikan piranha-nya masih hidup kan?
Fugu: Babi Sungai
Dalam bahasa Jepang, fugu artinya babi sungai. Dalam bahasa Indonesia, artinya ikan buntel.
Sekilas memang terlihat menggemaskan karena ikan ini bisa mengembangkan perutnya seperti layaknya balon. Tapi jangan salah, ikan buntel ini sangat terkenal di seluruh dunia karena dianggap sebagai hewan vertebrata (bertulang belakang) yang paling mematikan nomor 2 di bumi setelah 'golden poison frog' atau kodok beracun berwarna emas. Itu sebabnya ikan ini dilarang total di seluruh daratan Eropa.
Hati, mata, indung telur, serta kulit dan darahnya mengandung tetrodotoxin, sejenis racun yang menyerang sistem saraf manusia. Orang yang memakan ikan buntel tanpa membuang bagian-bagian yang beracun biasanya akan langsung jatuh, lumpuh, dan meninggal karena sesak nafas dalam waktu kurang dari 24 jam jika tidak segera dilarikan ke unit gawat darurat di rumah sakit.
Cukup satu ikan buntel untuk membunuh 30 orang dewasa dan sampai sekarang racun ini belum ada obat penawarnya. Tapi dasar orang Jepang yang hobi makan ikan, fugu-pun dijadikan hidangan santap malam yang lezat.
Meskipun begitu, tidak sembarang orang yang boleh menyajikan ikan fugu. Restoran yang menyajikan harus mendapatkan ijin terlebih dahulu. Dan sejak tahun 1958, para koki harus mendapatkan pelatihan khusus selama 2-3 tahun dan memperoleh sertifikat keahlihan dalam memotong ikan buntel. Yang mengejutkan, hanya 35% peserta koki yang lulus! Rupanya banyak yang masih salah potong dan memakan racunnya.
Ya, para peserta harus memakan ikan yang mereka potong sendiri untuk bisa lulus.
Ikan buntel jenisnya banyak dan masing-masing memiliki kadar racun yang berbeda. Semakin beracun, maka harganya semakin mahal. Koki yang sanggup menghidangkan torafugu (takifugu), ikan buntel yang paling beracun diantara yang lain, maka dia yang paling disanjung tinggi.
Harga ikan fugu bisa mencapai Rp. 3 juta per kilogram. Ketika sudah menjadi sashimi di restoran, harga yang harus dibayar sekitar Rp. 300.000 s/d Rp. 1 juta.
Sekarang sudah banyak nelayan Jepang yang membudidayakan ikan fugu dan mengontrol kadar racunnya sehingga bisa dijual di supermarket. Si pembeli tetap harus menunjukkan sertifikasi khusus kalau dia adalah seorang koki ahli atau utusan restoran yang resmi. Tentu ada juga yang sudah dipotong dan siap untuk dimakan oleh siapapun yang berminat.
Tapi belakangan ini pemerintah Jepang berencana untuk mengendorkan hukum yang dianggap terlalu ketat dalam menyajikan ikan beracun ini. Kalau benar-benar terwujud, maka semua restoran di Jepang boleh menyajikan hidangan ikan fugu dalam menu mereka. Banyak yang setuju, banyak pula yang tidak.
Yang pasti sampai dengan hari ini, ikan fugu adalah satu-satunya jenis makanan yang tidak boleh dimakan oleh Kaisar Jepang.
Ikan Buntel = Fugu / 河豚 / フグ
Sekilas memang terlihat menggemaskan karena ikan ini bisa mengembangkan perutnya seperti layaknya balon. Tapi jangan salah, ikan buntel ini sangat terkenal di seluruh dunia karena dianggap sebagai hewan vertebrata (bertulang belakang) yang paling mematikan nomor 2 di bumi setelah 'golden poison frog' atau kodok beracun berwarna emas. Itu sebabnya ikan ini dilarang total di seluruh daratan Eropa.
Hati, mata, indung telur, serta kulit dan darahnya mengandung tetrodotoxin, sejenis racun yang menyerang sistem saraf manusia. Orang yang memakan ikan buntel tanpa membuang bagian-bagian yang beracun biasanya akan langsung jatuh, lumpuh, dan meninggal karena sesak nafas dalam waktu kurang dari 24 jam jika tidak segera dilarikan ke unit gawat darurat di rumah sakit.
Cukup satu ikan buntel untuk membunuh 30 orang dewasa dan sampai sekarang racun ini belum ada obat penawarnya. Tapi dasar orang Jepang yang hobi makan ikan, fugu-pun dijadikan hidangan santap malam yang lezat.
Meskipun begitu, tidak sembarang orang yang boleh menyajikan ikan fugu. Restoran yang menyajikan harus mendapatkan ijin terlebih dahulu. Dan sejak tahun 1958, para koki harus mendapatkan pelatihan khusus selama 2-3 tahun dan memperoleh sertifikat keahlihan dalam memotong ikan buntel. Yang mengejutkan, hanya 35% peserta koki yang lulus! Rupanya banyak yang masih salah potong dan memakan racunnya.
Ya, para peserta harus memakan ikan yang mereka potong sendiri untuk bisa lulus.
Ikan buntel jenisnya banyak dan masing-masing memiliki kadar racun yang berbeda. Semakin beracun, maka harganya semakin mahal. Koki yang sanggup menghidangkan torafugu (takifugu), ikan buntel yang paling beracun diantara yang lain, maka dia yang paling disanjung tinggi.
Harga ikan fugu bisa mencapai Rp. 3 juta per kilogram. Ketika sudah menjadi sashimi di restoran, harga yang harus dibayar sekitar Rp. 300.000 s/d Rp. 1 juta.
Sekarang sudah banyak nelayan Jepang yang membudidayakan ikan fugu dan mengontrol kadar racunnya sehingga bisa dijual di supermarket. Si pembeli tetap harus menunjukkan sertifikasi khusus kalau dia adalah seorang koki ahli atau utusan restoran yang resmi. Tentu ada juga yang sudah dipotong dan siap untuk dimakan oleh siapapun yang berminat.
Tapi belakangan ini pemerintah Jepang berencana untuk mengendorkan hukum yang dianggap terlalu ketat dalam menyajikan ikan beracun ini. Kalau benar-benar terwujud, maka semua restoran di Jepang boleh menyajikan hidangan ikan fugu dalam menu mereka. Banyak yang setuju, banyak pula yang tidak.
Yang pasti sampai dengan hari ini, ikan fugu adalah satu-satunya jenis makanan yang tidak boleh dimakan oleh Kaisar Jepang.
Ikan Buntel = Fugu / 河豚 / フグ
Kentucky Fried Dragon Balls
Untuk merayakan dan mempromosikan film terbaru Dragon Ball Z: Battle of
Gods, pihak studio Toei Company bekerjasama dengan Kentucky Fried
Chicken Jepang dimana sang Kolonel Sanders mengenakan kostum Son Goku
dan membawa salah satu bola naga...
Ada Apa Dengan Burger King Jepang?
Burger King adalah salah satu restoran cepat saji yang paling terkenal di dunia dengan produknya yang diberi nama Whopper.
Pertama kali masuk ke Jepang pada tahun 1993, BK akhirnya menyerah
kalah karena ketatnya persaingan bisnis dengan McDonald's, MOS Burger
dan Lotteria. BK akhirnya mundur dari pasar Jepang pada tahun 2001. Tapi
dasar orang bisnis yang masih saja penasaran, pada tahun 2007 BK
memutuskan untuk membuka kembali tokonya.
Bukan hanya itu, mereka juga menciptakan paket-paket burger yang tidak lazim alias membuat mata orang terbelalak...
Ya, Burger King Jepang sekarang bisa menerima pesanan khusus. Mungkin karena ini adalah salah satu cara untuk mengambil hati orang Jepang yang memang suka dengan yang aneh-aneh. Apapun ide kita, pasti bisa terwujud selama kita mau bayar. Sato, seorang reporter di Tokyo menelepon Burger King dan bertanya apakah 1000 lembar keju dalam sebuah burger 'Whopper' adalah sesuatu yang bisa dia beli. Sang manajer kemudian setuju. Tiga hari kemudian, Sato pun pergi ke toko untuk mengambil pesanannya.
"Awalnya saya pikir burger ini rasanya akan tidak enak dan terlalu berminyak,” komentarnya. “Tetapi saya terkejut, karena ternyata rasanya sangat lembut dan gurih." Sang reporter mengacungkan jempolnya untuk Burger King: disaat keju lain hanya terasa enak ketika dilelehkan diatas hamburger, sehelai keju Burger King tetap terasa enak meskipun telah mendingin akibat ditimpa beberapa lembar keju lain diatasnya. Pak Sato berhasil menghabiskan 350 lembaran kuning tersebut sebelum akhirnya angkat tangan sambil menjelaskan bahwa "Rasanya memang enak, tetapi jika saya makan lebih dari ini, tidak akan ada tempat di dalam perut saya untuk makan malam."
Menurutnya keju Burger King adalah keju yang paling sempurna jika dibandingkan merk burger-burger keju. Mungkin sudah saatnya bagi mereka untuk berganti nama menjadi Cheese King?
Bukan hanya itu, mereka juga menciptakan paket-paket burger yang tidak lazim alias membuat mata orang terbelalak...
Ya, Burger King Jepang sekarang bisa menerima pesanan khusus. Mungkin karena ini adalah salah satu cara untuk mengambil hati orang Jepang yang memang suka dengan yang aneh-aneh. Apapun ide kita, pasti bisa terwujud selama kita mau bayar. Sato, seorang reporter di Tokyo menelepon Burger King dan bertanya apakah 1000 lembar keju dalam sebuah burger 'Whopper' adalah sesuatu yang bisa dia beli. Sang manajer kemudian setuju. Tiga hari kemudian, Sato pun pergi ke toko untuk mengambil pesanannya.
"Awalnya saya pikir burger ini rasanya akan tidak enak dan terlalu berminyak,” komentarnya. “Tetapi saya terkejut, karena ternyata rasanya sangat lembut dan gurih." Sang reporter mengacungkan jempolnya untuk Burger King: disaat keju lain hanya terasa enak ketika dilelehkan diatas hamburger, sehelai keju Burger King tetap terasa enak meskipun telah mendingin akibat ditimpa beberapa lembar keju lain diatasnya. Pak Sato berhasil menghabiskan 350 lembaran kuning tersebut sebelum akhirnya angkat tangan sambil menjelaskan bahwa "Rasanya memang enak, tetapi jika saya makan lebih dari ini, tidak akan ada tempat di dalam perut saya untuk makan malam."
Menurutnya keju Burger King adalah keju yang paling sempurna jika dibandingkan merk burger-burger keju. Mungkin sudah saatnya bagi mereka untuk berganti nama menjadi Cheese King?
Makan Di Restoran Ajisen Ramen, Mall Taman Anggrek
Kemaren, hari minggu aku ada pergi makan di restoran Ajisen Ramen di
mall Taman Anggrek. Aku makan bersama Feilie sekitar jam 8 malem. Mirip Sushi Groove, restoran ini di dekorasi dengan cahaya yang tidak terlalu terang supaya para pelanggan merasa nyaman.
Aku pesen 1 porsi 'Hot Plate' Ramen Beef Teriyaki, yaitu ramen dengan daging sapi yang disajikan diatas piring yang panas. Bener-bener panas dan bener enaknya.

Feilie, yang semakin hari semakin gembul, memesan 1 porsi Chicken Teriyaki Set yang disajikan seperti bento. Nasi, daging ayam, salad, dan... itu tahu ya?

Lalu saya pesan lagi 1 porsi Corn Ramen untuk makan tengah, yaitu ramen kuah yang dilengkapi dengan sayuran-sayuran, telur serta jagung. Ramennya lembut dan kuahnya sangat banyak.

Sang pelayan bertanya apakah mau ramen import atau ramen lokal. Katanya ramen import mereka adalah ramen asli dari Jepang, jadi aku pilih ramen import (lebih mahal Rp.10.000-an kayaknya). Kita juga bisa upgrade ke mangkok besar hanya dengan menambah Rp.5000, jadi aku pun memilih upgrade.
Dan ini dia total harganya...

Alamat:
Aku pesen 1 porsi 'Hot Plate' Ramen Beef Teriyaki, yaitu ramen dengan daging sapi yang disajikan diatas piring yang panas. Bener-bener panas dan bener enaknya.
Feilie, yang semakin hari semakin gembul, memesan 1 porsi Chicken Teriyaki Set yang disajikan seperti bento. Nasi, daging ayam, salad, dan... itu tahu ya?
Lalu saya pesan lagi 1 porsi Corn Ramen untuk makan tengah, yaitu ramen kuah yang dilengkapi dengan sayuran-sayuran, telur serta jagung. Ramennya lembut dan kuahnya sangat banyak.
Sang pelayan bertanya apakah mau ramen import atau ramen lokal. Katanya ramen import mereka adalah ramen asli dari Jepang, jadi aku pilih ramen import (lebih mahal Rp.10.000-an kayaknya). Kita juga bisa upgrade ke mangkok besar hanya dengan menambah Rp.5000, jadi aku pun memilih upgrade.
Dan ini dia total harganya...
Alamat:
Ajisen Ramen Mall Taman Anggrek Lt.4 / D04
Jl. Letjend. S. Parman Kav. 21
Jakarta 11470
Telepon: 021-5639487
Makan Di Restoran Yoshinoya, Mall Ciputra
Yup, hari ini adalah postingan makan-makan kita di restoran Yoshinoya
yang berlokasi di Mall Ciputra. Yoshinoya adalah salah satu restoran
cepat saji yang paling terkenal di Jepang karena daging sapi olahannya
yang empuk serta disajikan dalam mangkok besar.
Aku memesan menu "Large Vegetable & Beef Rice Bowl" dengan paket tempura serta ocha (teh Jepang) yang bisa di refill sepuasnya - setelah kita upgrade dengan tambahan Rp 10.000. Hmm, menurut kamu berapa orang yang benar-benar refill tehnya?
Ini dia hasil jepretan kita...


Sedangkan Vivi memesan 1 porsi "Large Yakiniku Rice Bowl" juga dengan tempura dan teh ocha yang bisa refill sepuasnya...


Setelah makan, kita ada foto-foto sedikit di dekat panggung festival Jepang-Korea gitu. Lupa nama acaranya...

Dan ini dia total harga yang harus kita bayar...

Aku memesan menu "Large Vegetable & Beef Rice Bowl" dengan paket tempura serta ocha (teh Jepang) yang bisa di refill sepuasnya - setelah kita upgrade dengan tambahan Rp 10.000. Hmm, menurut kamu berapa orang yang benar-benar refill tehnya?
Ini dia hasil jepretan kita...
Sedangkan Vivi memesan 1 porsi "Large Yakiniku Rice Bowl" juga dengan tempura dan teh ocha yang bisa refill sepuasnya...
Setelah makan, kita ada foto-foto sedikit di dekat panggung festival Jepang-Korea gitu. Lupa nama acaranya...
Dan ini dia total harga yang harus kita bayar...
Yoshinoya Citraland
Jl. Arteri S.Parman, Grogol
Jakarta - 11470
Langganan:
Postingan (Atom)